Thursday, November 9, 2017

BAB 8
DEPRESIASI DAN PENURUNAN NILAI
DEPRESIASI
Definisi
            Depresiasi adalah metode pengalokasian biaya aset tetap untuk menyusutan nilai aset secara sistematis selama periode manfaat dari aset tersebut. Terdapat tiga hal yang harus dipertimbangkan suatu entitas dalam pengalokasian nilai aset tetap sebagai biaya depresiasi, yaitu :
1.      Nilai biaya aset yang didepresiasikan (dereciable asset).
2.      Taksiran masa manfaat aset tetap.
3.      Metode depresiasi yang sesuai.
Alokasi biaya dari aset yang didepresikan dalam biaya depresiasi harus diukur secara sistematik dan rasional dengan mempertimbangkan nilai biaya aset yang didepresikan (biaya perolehan aset dikurangi nilai residu) selama ekspektasi periode manfaat aset, tanpa melihat apakah suatu aset dinilai dengan menggunakan modal biaya (cost model) atau model ravaluasi (revaluation model) sebagai kebijakan akuntansinya.

Nilai Biaya Aset Yang Didepresiasikan
            Nilai biaya aset yang didepresikan (depreciable asset) merupakan nilai yang akan dialokasikan secara sistematis sepanjang masa manfaat dari aset. Nilai ini dihitung dengan mengurangkan biaya perolehan dari suatu aset (nilai pada saat pengukuran awal) terhadap estimasi nilai residu atau nilai sisa dari aset pada akhir periode masa manfaat aset tersebut. Nilai residu atau nilai sisa merupakan estimasi nilai yang akan diperoleh entitas ketika dilakukan penjualan aset atau penghentian aset dari penggunaannya ketika akhir periode masa manfaat aset.

Taksiran Masa Manfaat Aset Tetap
            Masa manfaat suatu aset merupakan jangka waktu di mana suatu aset diekspektasikan dapat digunakan oleh suatu entitas. Dalam menentukan masa manfaat suatu aset antitas mendasarkan pada kebijakan pengelolaan aset entitas yang didasarkan pada pertimbangan akan dilakukannya penghentian penggunaan suatu aset setelah waktu penggunaan tertentu atau pengonsumsian proporsi tertentu dari masa ekonomisnya.
            Seperti halnya estimasi nilai residu, estimasi masa manfaat juga mensyaratkan suatu entitas untuk mereview masa manfaat setiap aset tetap minimum setiap akhir tahun buku dan apabila ternyata hasilnya review berbeda dengan estimasi sebelumnya, maka perbedaan tersebut harus diperlakukan menurut PSAK 25 sebagai perubahan estimasi, diterapkan secara prospektif.
            Dalam menentukan masa manfaat suatu aset, suatu entitas mempertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut :
1.      Ekspektasi penggunaan aset.
2.      Keusangan teknis dan komersial dari aset tersebut karena perubahan teknologi atau pasar aset.
3.      Pembatasan legal atau penggunaan aset, seperti tanggal kadaluwarsa penggunaan aset yang tertera dalam suatu kontrak.

Metode Depresiasi
            Metode depresiasi menentukan cara dalam mengalokasikan penyusutan nilai aset secara sistematis selama periode masa manfaat aset. Metode yang dipilih oleh suatu entitas harus mencerminkan ekspektasi pola penggunaan aset.
            Tiga metode depresiasi yang umum digunakan oleh entitas adalah sebagai berikut :
1.      Metode garis lurus (akan menghasilakan pembebanan yang konstan selama masa manfaat aset bila estimasi nilai residu aset tidak berubah dan tidak terjadi penurunan nilai aset).
2.      Metode pembebanan menurun(akan menghasilkan pembebanan yang semakin menurun selama masa manfaat aset).
3.      Metode unit produksi (akan menghasilkan pembebanan yang didasarkan pada ekspektasi penggunaan aset atau output yang dihasilkan).

Metode Garis Lurus
            Untuk menghitung biaya depresiasi digunakan rumusan sebagai berikut :
            Biaya Depresiasi = Perolehan aset Tetap-Nilai Residu : Masa Manfaat
Metode depresiasi dengan menggunakan garis lurus memiliki beberapa kelemahan yaitu mengasumsikan penggunaan ekonomis dan pembebanan biaya pemeliharaan dan perbaikan yang selalu sama setiap tahunya dan adanya tingkat pengembalian aset yang semakin meningkat seiring dengan periode penggunaan aset karena nilai buku aset yang semakin menurun namun biaya depresiasi yang tepat. Tentunya asumsi tersebut sering kali tidak sesuai dengan praktik penggunaan aset dan nilai ekonomisnya.

Metode Pembebanan Menurun
            Metode pembebanan menurun memberikan pembebanan biaya depresiasi yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dari umur aset dan pembebanan yang rendah pada tahun-tahun akhir. Dua metode yang seringkali digunakan entitas dalam pembebanan menurun adalah metode jumalah angka tahun(sum of the digits method) dan metode saldo menurun (declining balance method).
            Metode jumlah angka tahun merupakan metode depresiasi yang dihasilkan dari penghapusbukuan yang bersifat menurun di mana biaya depresiasi tahunan ditentukan dengan mengalikan biaya depresiasi dengan fraksi tahun sebagai tarif pembebanan depresiasi. Untuk menghitung biaya depresiasi digunakan rumusan sebagai berikut :

  Biaya Depresiasi = Fraksi Depresiasi x (Nilai Perolehan Aset-Nilai Residu).

            Metode Saldo Menurun merupakan metode yang membebankan depresiasi dengan nilai yang lebih tinggi pada awal periode dan secara gradual akan berkurang pada tahun-tahun selanjutnya. Untuk menghitung biaya depresiasi digunakan rumusan sebagai berikut :
            Biaya depresiasi = Nilai Buku Awal Tahun x Tarif Saldo Menurun
Metode Unit produksi
            Metode ini mengasumsikan pembebanan depresiasi sebagai fungsi dari penggunaan atau produktivitas aset, bukan dilihat dari waktu penggunaan aset. Berdasarkan metode ini umur dari aset akan didepresiasikan berdasarkan jumlah output yang diproduksi (unit produksinya) atau berdasarkan input yang digunakan (seperti jam kerja). Untuk menghitung biaya depresiasi dengan metode unit pro
duksi digunakan rumusan sebagai be rikut:
 Biaya Depresiasi

Depresiasi Terpisah Untuk Komponen Yang Signifikan
            Dalam pembebanan depresiasi aktiva tetap, PSAK 16 menyatakan bahwa setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah.
            Langkah-langkah yang harus diambil suatu entesitas adalah :
1.      Mengidentifikasikan komponen aset yang signifikan.
2.      Mengestimasikan masa manfaat dari masing-masing kompnen.
3.      Mengestimasikan pola penggunaan masing-masinh komponen dan penentuan metode depresiasinya.
4.      Menghitung biaya depresiasi masing-masing komponen. Nilai depresiasi untuk aset tersebut adalah nilai total untuk biaya depresiasi setiap komponen.

Penurunan Nilai
            Penurunan nilai dari aset merupakan suatu kondisi di mana nilai tercatat dari aset (carrying amount) melebihi jumlah terpulihkan (recoverable amount).

Indikasi Penurunan Nilai
            PSAK 48 (revisi 2009) penurunan nilai aset menyatakan bahwa pada setiap akhir periode pelaporan, suatu entitas harus menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai, entitas harus memperhitungkan minimum hal-hal berikut ini :
            Informasi dari sumber-sumber eksternal, antara lain sebagai berikut :
1.      Selama periode tersebut, nilai pasar aset telah turun secara signifikan lebih dari yang diharapkan sebagai akibat dari berjalannya waktu atau pemakaian normal.
2.      Perubahan signifikan dalam hal teknologi, pasar, ekonomi atau lingkup hukum tempat entitas beroperasi atau di pasar tempat aset dikaryakan, yang berdampak merugikan terhadap entitas, telah terjadi selama periode tersebut, atau akan terjadi dalam waktu dekat.
3.      Suku bunga pasar atau tingkat imbalan pasar dari investasi telah meningkat selama periode tersebut, dan kenaikan tersebut mungkin akan memengaruhi tingkat diskonto yang digunakan dalam menghitung nilai pakai aset dan menurunkan nilai terpulihkan aset secara material.
4.      Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya.
Informasi dari sumber-sumber internal, antara lain sebagai berikut :
1.    Terdapat bukti mengenai keusangan atau kerusakan fisik aset.
2.    Telah terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan signifikan yang berdampak merugikan sehubungan dengan seberapa jauh, atau cara, suatu aset digunakan atau diharapkan akan digunakan.
3.    Terdapat bukti dari pelaporan internal yang mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk, atau akan lebih buruk, dari yang diharapkan.
4.    Untuk suatu investasi dalam entitas anak, entitas asosiasi dan pengendalian bersama.
Entitas juga harus melakukan hal berikut :
1.      Menguji penurunan nilai aset takberwujud dengan masa manfaat tidak terbatas atau aset takberwujud yang belum dapat digunakan, secara tahunan, terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai, dengan membandingkan nilai tercatatnya dengan jumlah terpulihkannya.
2.      Menguji penurunan nilai goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis secara tahunan.
Pengukuran Penurunan Nilai
            Adanya indikasi penurunan nilai maka harus dilakukan pengujian atas penurunan nilai. Jumlah terpulihkan merupakan jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau unit penghasil kas dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya penjualan adalah jumlah yang dapat dihasilkan dari penjualan suatu aset atau unit penghasil kas dalam transaksi antara pihak-pihak yang mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan, dikurangi biaya pelepasan aset. Sedangkan nilai pakai adalah nilai kini dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima dari suatu aset atau unit penghasil kas.

Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
            Rugi penurunan nilai aset yang tidak direvaluasi diakui dalam laporan laba tugi komprehensif. Namun demikian, kerugian penurunan nilai atas aset revaluasian diakui dalam pendapatan komprehensif lain, sepanjang kerugian penurunan nilai tidak melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama. Setelah pengakuan penurunan nilai, beban penyusutan(amortisasi) aset disesuaikan di masa depan untuk mengalokasikan nilai tercatat aset revisian, setelah dikurangi nilai sisa (jika ada), secara sistematis selama sisa masa manfaatnya.

Penurunan Nilai Pada Unit Penghasil Kas
            Unit Penghasilan Kas (UPK) aset adalah kelompok terkecil dari aset yang termasuk aset tersebut dan menghasilkan arus kas masuk yang independen dari arus kas masuk dari aset atau kelompok aset lain. Jika terdapat indikasi bahwa suatu aset turun nilainya, jumlah terpulihkan aset individual, entitas menentukan nilai terpulihkan dari UPK yang mana tercakup (set dari unit penghasil kas).
Goodwill
            Goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis harus sejak tanggal akuisisi, dialokasikan pada setiap unit penghasil kas pihak pengakuisisi, atau kelompok unit penghasil kas, yang diharapkan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi. Rugi penurunan nilai dialokasikan untuk menurunkan jumlah tercatat dari aset dengan tahapan sebagai berikut :
1.      Menurunkan jumlah tercatat dari goodwill yang telah dialokasikan pada UPK.
2.      Mengalokasikan pada aset lainnya pada UPK secara prorata dari jumlah tercatat pada masing-masing aset dalam UPK.

Aset Korporat
            Aset korporat termasuk aset kelompok atau divisi seperti bangunan kantor pusat atau divisi dari entitas, perlengkapan EDP, atau pusat penelitian. Jika sebagian dari jumlah tercatat aset korporat, adalah sebagai berikut :
1.      Dapat dialokasikan dengan dasar yang layak dan konsisten terhadap unit tersebut.
2.      Tidak dapat dialokasikan pada suatu dasar yang layak dan konsisten ke unit.

Pemulihan Rugi Penurunan Nilai
            Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui pada periode-periode sebelumnya untuk aset goodwill mungkintidak ada lagi atau mungkin telah menurun, entitas mempertimbangkan, minimal, indikasi berikut ini :
Informasi yang bersumber dari luar, antara lain sebagai berikut :
1.      Nilai wajar aset meningkat secara signifikan selama periode tersebut.
2.      Perubahan signifikan dengan dampak menguntungkan untuk entitas telah terjadi selama periode tersebut.
3.      Suku bunga pasar dan tingkat pengembalian investasi pasar yang lain telah turun selama periode itu.
Informasi yang bersumber dari dalam, antara lain sebagai berikut :
1.         Perubahan signifikan dengan dampak menguntungkan bagi entitas telah terjadi selama periode tersebut.
2.         Bukti tersedia dari pelaporan internal yang mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih baik atau akan lebih baik dari yang diharapkan.


BAB 9
ASET TAK BERWUJUD
DEFINISI ASET TAKBERWUJUD
            PSAK 19 (revisi 2010) mendefinisikan aset takberwujud sebagai aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik. Berdasarkan definisi tersebut terdapat beberapa karakteristik utama dari suatu aset takberwujud, yaitu sebagai berikut :
1.      Dapat diidentifikasi (identifiability).
2.      Kendali (control).
3.      Tidak mempunyai wujud fisik.

Pengakuan Awal Aset Takberwujud
            Aset takberwujud diakui sebagai aset jika :
1.      Memenuhi definisi aset takberwujud.
2.      Memenuhi kreteria pengakuan yaitu :
a.       Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut.
b.      Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.
Jika kriteria pengakuan tidak dipenuhi, maka biaya yang dikeluarkan harus diakui sebagai beban. Terdapat beberapa kemungkinan cara perolehan aset takberwujud, yaitu :
1.      Perolehan terpisah.
2.      Akuisisi sebagai bagian dari kombinasi bisnis.
3.      Akuisisi dengan hibah pemerintahan.
4.      Pertukaran aset.
5.      Aset takberwujud yang dihasilkan secara internal (goodwill dan aset takberwujud lainnya).

Perolehan Terpisah
            Untuk aset tak berwujud yang diperoleh secara terpisah maka pengukuran biaya perolehannya terdiri atas :
1.      Harga pembelian, termasuk bea impor dan pajak yang tidak dapat dikembalikan, dikurangi diskon dan rabat.
2.      Biaya yang secara langsung dapat diatribusikan yang terjadi dalam menyiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan sesuai tujuan penggunaannya.

Akuisisi Sebagai Bagian Dari Kombinasi Bisnis
            Biaya perolehan aset takberwujud yang diakuisisi sebagai bagian dari kombinasi bisnis (PSAK 22) adalah nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Aset takberwujud yang timbul dari kombinasi bisnis harus diakui terpisah dari goodwill. Aset yang takberwujud yang timbul dari kombinasi bisnis harus diakui secara terpisah tetapi dimasukkan sebagai goodwill.

Akuisisi Dengan Hibah Pemerintah
            Aset takberwujud juga dapat diperoleh melalui hibah pemerintah. Entitas yang memperoleh aset takberwujud dengan hibah pemerintah mempunyai pilihan untuk pengakuan aset takberwujud tersebut, yaitu :
1.      Mengakui sebesar nilai wajar.
2.      Mengakui aset takberwujud dan hibah dengan nilai nominal ditambah dengan segala pengeluaran yang berhubungan secara langsung.


Pertukaran Aset
            Pertukaran adalah diukur pada nilai wajar, kecuali :
1.      Transaksi pertukaran tersebut kurang memiliki substansi komersial.
2.      Nilai wajar aset baik yang diterima maupan yang dilepaskan tidak dapat diukur dengan andal.

Aset Takberwujud Yang Dihasilkan Secara Internal
            Goodwill hanya boleh diakui sebagai akibat dari kombinasi bisnis. Goodwill yang timbul secara internal tidak diakui sebagai aset takberwujud karena tidak memenuhi kriteria pengakuan sebagai berikut :
1.      Dasar pengukuran biaya perolehan yang andal.
2.      Identifikasi terpisah dari sumber daya yang lain.
3.      Kendali oleh perusahaan.

Pengukuran Setelah Perolehan
            Setelah pengakuan awal entitas harus memilih salah satu dari 2 dasar pengukuran aset tak berwujud yaitu :
1.      Model biaya perolehan.
Jika entitas memilih menggunakan model biaya maka setelah pengukuran awal aset tak berwujud dinilai berdasarkan biaya perolehannya dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.
2.      Model Revaluasi.
Apabila model revaluasi dipilih oleh entitas, maka nilai aset setelah pengukuran awal dinilai berdasarkan nilai wajar dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.

Amortisasi
            Setelah pengakuan awal, maka entitas harus menentukan masa manfaat aset takberwujud. Masa manfaat aset takberwujud dibedakan menjadi masa manfaat terbatas dan tidak terbatas.

Penghentian Pengakuan
            Suatu aset takberwujud harus dihentikan dipengakuannya bila :
1.      Dalam (proses) pelepasan atau
2.      Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset takberwujud dihitung sebagai perbedaan antara nilai tercatat aset takberwujud dan nilai wajar dari imbalan yang pelepasannya.

Penyajian Aset Takberwujud Dan Akun Terkait
            Dalam laporan posisi keuangan (neraca), aset takberwujud termasuk dalam aset tak lancar. Dalam laporan laba rugi komprehensif penyajian beban amortisasi dan kerugian dari penurunan nilai sebagai bagian dari laba operasi berkelanjutan, kecuali apabila kerugian dari penurunan nilai tersebut berhubungan dengan operasi tak berkelanjutan (discontinued operations).

Pengungkapan Aset Takberwujud Dan Akun Terkait
            Suatu entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut untuk setiap kelas aset takberwujud lainnya antara lain :
1.      Apakah masa manfaat tidak terbatas atau terbatas, jika masa manfaat terbatas diungkapkan tingkat amortisasi yang digunakan atau masa manfaatnya.
2.      Metode amortisasi yang digunakan aset takberwujud dengan masa manfaat terbatas.
3.      Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan(secara agregat dengan akumulasi kerugian akibat penurunan nilai) pada awal dan akhir periode.
4.      Unsur-unsur dalam laporan pendapatan komprehensif yang mana amortisasi aset takberwujud termasuk(di ddalamnya).
5.      Pengakuan atas jumlah tercatat pada awal dan akhir periode.

            

1 comment:

  1. mr pedro dan dana investasinya membantu saya mencapai pendanaan proyek saya dengan pengembalian 2 tingkat sebagai imbalan atas jumlah pinjaman 500,000.00 euro untuk membiayai proyek saya dan itu sangat cepat dan aman jadi saya akan menyarankan siapa pun di sini yang mencari pinjaman atau investor untuk menghubungi mr pedro di whatsapp:+1-863-231-0632 email: pedroloanss@gmail.com terima kasih.

    ReplyDelete

BAB 8 DEPRESIASI DAN PENURUNAN NILAI DEPRESIASI Definisi             Depresiasi adalah metode pengalokasian biaya aset tetap untuk...